Pernahkah kamu mendengar orang Jawa menyebut “Legi”, “Pahing”, “Pon”, “Wage”, atau “Kliwon”? Atau mungkin kamu pernah melihat kalender Jawa dengan simbol-simbol unik di samping hari-hari biasa? Nah, itulah yang disebut pasaran Jawa, sebuah sistem penanggalan unik yang masih lestari di kalangan masyarakat Jawa hingga kini.
Sebenarnya, pasaran Jawa bukan sekadar hiasan dalam kalender, lho. Pasaran Jawa memiliki makna dan peran penting dalam kehidupan masyarakat Jawa, terutama dalam menentukan hari baik untuk berbagai kegiatan, meramal karakter seseorang, hingga mencari jodoh. Penasaran ingin tahu lebih dalam tentang urutan pasaran Jawa dan segala rahasianya? Yuk, kita simak bersama!
Apa Itu Pasaran Jawa?
Pasaran Jawa adalah siklus lima hari yang digunakan dalam kalender Jawa, yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Setiap pasaran memiliki karakteristik, nilai neptu, dan makna filosofis yang berbeda-beda. Pasaran Jawa juga berkaitan erat dengan weton, yaitu perpaduan antara hari dalam kalender Masehi dan pasaran Jawa.
Urutan Lengkap Pasaran Jawa
Urutan pasaran Jawa selalu tetap, yaitu:
- Legi: Melambangkan rasa manis, kelembutan, dan kemakmuran.
- Pahing: Melambangkan kekuatan, keberanian, dan ketegasan.
- Pon: Melambangkan keteguhan, kestabilan, dan kepercayaan diri.
- Wage: Melambangkan kerja keras, ketekunan, dan kesederhanaan.
- Kliwon: Melambangkan spiritualitas, intuisi, dan kebijaksanaan.
Neptu Pasaran Jawa: Kunci Ramalan Primbon
Setiap pasaran Jawa memiliki nilai neptu, yaitu angka yang digunakan dalam perhitungan weton dan ramalan primbon. Nilai neptu pasaran Jawa adalah sebagai berikut:
- Legi: 5
- Pahing: 9
- Pon: 7
- Wage: 4
- Kliwon: 8
Weton dan Pasaran Jawa: Menyingkap Karakter dan Nasib
Weton adalah kombinasi antara hari dalam kalender Masehi (Senin-Minggu) dan pasaran Jawa. Setiap weton memiliki nilai neptu yang berbeda-beda, yang didapat dari penjumlahan neptu hari dan neptu pasaran.
Nilai neptu weton ini digunakan dalam primbon Jawa untuk meramal karakter, sifat, rezeki, jodoh, dan berbagai aspek kehidupan lainnya. Meskipun tidak semua orang percaya pada ramalan primbon, namun sistem ini tetap menjadi bagian penting dari budaya Jawa.
Arti dan Makna Pasaran Jawa: Lebih dari Sekadar Nama
Setiap pasaran Jawa memiliki arti dan makna yang mendalam, yang mencerminkan filosofi dan kepercayaan masyarakat Jawa. Misalnya, Legi yang melambangkan rasa manis dikaitkan dengan kemakmuran dan kebahagiaan. Pahing yang melambangkan kekuatan dikaitkan dengan keberanian dan kepemimpinan.
Cara Menghitung Pasaran Jawa Hari Ini
Untuk mengetahui pasaran Jawa hari ini, kamu bisa menggunakan rumus berikut:
(Jumlah hari dalam tahun Masehi + tanggal hari ini) : 5 = sisa
Sisa pembagian tersebut menunjukkan pasaran Jawa hari ini.
- Sisa 1 = Legi
- Sisa 2 = Pahing
- Sisa 3 = Pon
- Sisa 4 = Wage
- Sisa 0 = Kliwon
Ramalan dan Kepercayaan Seputar Pasaran Jawa Menurut Primbon
Primbon Jawa memuat berbagai ramalan dan kepercayaan seputar pasaran Jawa. Misalnya, pasaran Legi dianggap baik untuk memulai usaha, Pahing baik untuk mencari ilmu, Pon baik untuk menikah, Wage baik untuk bertani, dan Kliwon baik untuk berdoa.
Namun, perlu diingat bahwa ramalan primbon hanyalah sebagai gambaran umum dan tidak bersifat mutlak. Nasib seseorang tidak hanya ditentukan oleh pasaran Jawa, tetapi juga oleh usaha dan doa.
Kesimpulan
Pasaran Jawa adalah bagian penting dari budaya dan tradisi Jawa yang masih lestari hingga kini. Dengan memahami urutan, nilai neptu, arti, dan makna masing-masing pasaran Jawa, kita bisa lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya leluhur.
Pasaran Jawa bukan hanya sekadar sistem penanggalan, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis, kepercayaan, dan kearifan lokal yang kaya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang pasaran Jawa dan segala rahasianya.











